Oleh : Rumaisha Samsun

Beberapa bulan terakhir, mayoritas masyarakat mendapatkan kesadaran penuh akan pentingnya edukasi keuangan, banyak penyebab yang membuat mereka semakin resah, diantaranya melonjaknya inflasi rupiah, perang dagang Amerika Serikat vs Tiongkok, kabar meningkatnya PHK, dan pengangguran karena berkembangnya kecerdasan buatan dan lainnya.

Maka bagaimana literasi dan pendidikan yang bisa kita lakukan agar berdampak positif bagi masa depan ekonomi masyarakat?

Krisis ekonomi bukan sekedar ramalan, tapi sebuah siklus. Berdasarkan sejarah, dunia telah mengalami berbagai krisis keuangan, dari Great Depression tahun 1930, krisis minyak tahun 1970,  hingga krisis finansial global tahun 2008. Ini menunjukkan bahwa krisis ekonomi adalah siklus bukan kejadian acak. Maka ketika para ekonom memberi sinyal tentang potensi krisis di 2030 entah karena utang global atau transisi teknologi maka respon terbaik kita adalah mempersiapkan diri.

Pendidikan keuangan memberikan seseorang kekuatan untuk membuat keputusan secara cerdas, bukan keputusan asal-asalan. Edukasi tentang psikologi uang, manajemen keuangan, utang, investasi, aset, dan liabilitas membuat individu dapat menyesuaikan diri seperti, menyiapkan dana darurat, menghilangkan utang konsumtif, mengalokasikan investasi pada aset yang tahan krisis, atau membangun literasi digital finansial agar tidak tertipu skema bodong.

Inflasi diam-diam menggerogoti tabungan. Mereka yang buta keuangan akan menjadi korban sistem, maka dengan edukasi terkait uang akan menjadi kekuatan karena setiap rupiah bisa diarahkan untuk pertahanan dan pertumbuhan finansial. Masa terbaik untuk belajar adalah sekarang, 5 tahun lagi bukan waktu yang lama, tapi cukup bagi generasi muda untuk membangun fondasi. Tidak perlu mulai dengan masalah kompleks, cukup mulai dari membedakan kebutuhan dan keinginan, membuat anggaran bulanan, menabung dari penghasilan, belajar investasi dan lain-lain.

Mulailah sekarang, sebelum terlambat. Krisis bukan ditakuti, tapi dipersiapkan. Pendidikan keuangan adalah jalan sunyi yang tidak langsung menghasilkan kemewahan, tapi akan menyelamatkan ketika badai datang. Sebelum 2030 menjadi tahun yang menghancurkan, jadikan lima tahun ke depan sebagai masa membangun ketahanan dengan belajar, menyusun strategi, dan menjadi Individu yang tangguh secara mental dan finansial.

Karena akhirnya, mereka yang selamat dan sukses bukan mereka yang paling kaya tetapi mereka yang paling siap.


0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *