Di era digital dan globalisasi seperti saat ini, kehidupan mahasiswa tidak lagi hanya sebatas kuliah, tugas, dan organisasi. Tekanan ekonomi, peluang kerja sampingan, serta tuntutan gaya hidup modern membuat mahasiswa harus lebih cerdas dalam mengelola keuangan. Di tengah arus kapitalisme dan konsumerisme yang deras, ekonomi syariah muncul sebagai alternatif yang menjanjikan karena tidak hanya sebagai sistem keuangan, tetapi sebagai gaya hidup yang etis dan berkelanjutan. 

1. Mengapa Ekonomi Syariah Relevan untuk Mahasiswa? 

Banyak orang mengira ekonomi syariah hanya relevan bagi pelaku industri keuangan, bankir, atau pebisnis Muslim. Padahal, nilai-nilai dasar dalam ekonomi syariah sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari mahasiswa. Konsep seperti anti-riba, keadilan dalam transaksi, transparansi, tanggung jawab sosial, dan larangan terhadap konsumsi berlebihan (israf) sangat sesuai dengan tantangan yang dihadapi generasi muda saat ini. Mahasiswa yang mulai bekerja freelance, berwirausaha, atau menabung untuk masa depan perlu tahu bahwa ada pilihan sistem keuangan yang tidak hanya mengejar keuntungan semata, tapi juga keberkahan. Misalnya, ketika memilih rekening bank, ada alternatif tabungan syariah dengan prinsip bagi hasil (mudharabah). Bagi yang ingin investasi, ada reksa dana syariah, saham syariah, hingga emas digital berbasis akad murabahah. 

Membangun Gaya Hidup Finansial Islami 

Menerapkan ekonomi syariah sebagai gaya hidup tidak harus langsung dalam skala besar. Dimulai dari hal-hal kecil dan konkret. Contohnya: 

1. Menabung di bank syariah 

Banyak bank syariah menawarkan produk yang dirancang untuk mahasiswa, bebas riba dan transparan. 

2. Mengelola uang bulanan dengan bijak

Membuat anggaran, menghindari utang konsumtif, dan menyisihkan sebagian penghasilan untuk sedekah atau infak adalah praktik ekonomi syariah yang aplikatif.

3. Berinvestasi halal

Mahasiswa zaman sekarang sudah akrab dengan aplikasi investasi. Dengan memilih instrumen syariah yang telah tersertifikasi, mahasiswa bisa berinvestasi sejak dini secara etis. 

Ekonomi syariah mengajarkan bahwa uang bukanlah tujuan akhir, melainkan alat untuk mencapai kemaslahatan (kebaikan bersama). Gaya hidup syariah berarti menghindari gaya hidup boros, tidak konsumtif, dan tidak gengsi. Hal ini sejalan dengan ajaran Islam tentang hidup sederhana dan produktif. 

2. Tantangan dan Peluang 

Tentu, menerapkan ekonomi syariah di kalangan mahasiswa bukan tanpa tantangan. Masih banyak yang menganggap ekonomi syariah rumit, eksklusif, atau hanya untuk jurusan tertentu. Kurangnya literasi keuangan syariah dan keterbatasan produk yang ramah mahasiswa juga menjadi hambatan. Namun, peluangnya juga besar. Lembaga Keuangan syariah saat ini makin inovatif. Banyak platform digital yang menawarkan layanan syariah, mulai dari dompet digital, pinjaman pendidikan syariah, crowdfunding zakat dan wakaf, hingga investasi halal yang mudah diakses. Kampus-kampus yang mulai menyediakan edukasi keuangan syariah melalui seminar, lokal karya, bahkan komunitas. Peran dosen, organisasi mahasiswa, dan institusi pendidikan sangat penting dalam mempopulerkan ekonomi syariah sebagai bagian dari gaya hidup kampus. Bahkan lebih dari itu, mahasiswa yang teredukasi bisa menjadi agen perubahan dalam masyarakat melalui konten edukatif, usaha rintisan berbasis syariah, atau sekedar memberi contoh hidup finansial yang sehat dan berkah. 

3. Ekonomi Syariah dan Keadilan Sosial 

Salah satu nilai penting dalam ekonomi syariah yang jarang disorot adalah tujuannya menciptakan keadilan sosial. Mahasiswa sebagai kaum intelektual muda bisa mengambil peran besar di sini. Konsep zakat, infak, dan wakaf bukan sekadar amal, tapi juga alat distribusi kekayaan. Misalnya, wakaf tunai dapat digunakan untuk membiayai pendidikan, layanan kesehatan, atau membangun fasilitas publik. Lembaga seperti BWI (Badan Wakaf Indonesia) bahkan mulai melibatkan mahasiswa dalam program

edukasi dan pengelolaan wakaf produktif. Dengan mengamalkan nilai-nilai ini, mahasiswa tidak hanya menjadi pribadi yang mandiri secara finansial, tetapi juga peduli terhadap kondisi sosial di sekitarnya. Inilah bentuk nyata dari ekonomi syariah sebagai gaya hidup yakni hidup untuk memberi manfaat. 

Penutup 

Ekonomi syariah bukan hanya milik akademisi, praktisi, atau pakar hukum Islam. Ia Adalah sistem yang bisa diterapkan siapapun, termasuk mahasiswa, dalam kehidupan nyata. Memahami dan menerapkannya bukan hanya soal iman, tetapi juga soal keadilan, keberlanjutan, dan keseimbangan hidup. Menjadikan ekonomi syariah sebagai gaya hidup berarti membiasakan diri hidup tidak hanya efisien, tapi juga etis. Tidak hanya cerdas secara finansial, tapi juga peduli pada sesama dan masa depan. Sebagai mahasiswa, generasi yang akan memimpin bangsa di masa depan, mari tidak hanya belajar tentang ekonomi syariah sebagai teori, tapi mulai menjadikannya praktik nyata. Karena perubahan besar selalu dimulai dari perubahan kecil, termasuk dalam cara kita memilih menabung, berinvestasi, dan gaya hidup. 

Muhammad Nur Rayya Hasan


0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *